Halo teman-teman hari ini saya ingin sharing 1 hal yang sangat-sangat menarik yaitu 5 penyakit berbahaya dalam team yang terjadi ketika anda membangun sebuah bisnis. Topik ini saya ambil dari buku Patrick Lencioni berjudul 5 Dysfunction Of a Team .
[responsive_video type=’youtube’ hide_related=’1′ hide_logo=’1′ hide_controls=’0′ hide_title=’1′ hide_fullscreen=’1′ autoplay=’0′]https://www.youtube.com/watch?v=RQ7WkLcxGmA&feature=youtu.be[/responsive_video]
Banyak dari kita ingin memiliki team yang sehat team yang solid, team yang berkualitas tapi yang menjadi maslah adalah banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa team kita sedang mengalami dysfunction. Dysfunction team adalah ketika karyawan kita tidak mencapai target target dan hasil yang kita inginkan. Penyebab dysfunction team salah satunya adalah karena pembiaran.
Ada satu quotes yang menarik kenapa team ini penting, kalau anda ingin menang anda butuh talenta. Tapi kalau anda ingin memenangkan sebuah kompetisi, sebuah turnamen anda butuh team yang kuat. Talenta bisa meningkatkan omset tapi untuk membuat target tercapai anda butuh teamwork. Nah teman-teman apa sih yang menyebabkan karyawan tidak produktif. Yang membuat mereka tidak produktif ada lima yang disebut dysfunction team, so.. kita bahas satu-satu.
Kehilangan Kepercayaan
Ada sebuah pernyataan yang cukup menarik dimana Steven Covey menuliskan tentang the speed of trust. The speed of trust yang beliau ceritakan adalah bahwa Karyawan yang tidak produktif salah satu problem terbesarnya adalah tidak percaya pada management, tidak percaya pada leadernya. so the absence of trust adalah tanda dysfunction yang pertama. The absence of trust, kehilangan rasa percaya. So, kalau gitu apa tanda-tandanya? tanda-tandanya adalah, selalu menyampaikan kabar buruk tidak mau kelihatan jelek selalu menutup-nutupi masalah dan akhirnya membuat masalah itu menjadi besar, pada saat sudah membesar sudah serius baru ketauan. Itu adalah ciri yang pertama
Selalu Menghindari Konflik
Ciri yang kedua menjadi masalah dalam team adalah ketika terjadi yang disebut konflik, dan konflik itu selalu dihindari. Ketika orang mulai menghindari konflik, berarti kita sedang mencari yang disebut keharmonisan palsu. Jadi harmonisnya palsu, ingin mencari keharmonisan tapi ini keharmonisan yang palsu kenapa? karena takut terjadi benturan takut telalu terjadi konflik yang tidak diinginkan. So.. konflik adalah hal yang baik. Tetapi menghindari konflik akan menjadi masalah, contoh ya.. ada atasan tidak berani menegur anak buah itu berarti sudah dysfunction. Misalnya contoh lain, saya tidak mau komunikasi dengan departement lain karena malas ngomong, malas konflik, malas debat saya malas argument sama dia udahlah dia maunya apa yang ngikutin aja. Itu sudah dysfunction.
Baca Juga : Mengatasi Konflik Tanpa Konflik
Tidak Ada Komitmen
Dysfunction yang ketiga adalah ketika diberi tanggung jawab orang menghindar. Jadi misal contohnya tidak mau ada kommitment. Maunya udah deh kamu aja yang ngerjain deh saya nonton aja, kalau ada pekerjaan baru ada tugas baru tidak mau ada commitment yang lebih serius, saya mau begini-begini aja saya nggak mau terlalu terlibat banyak deh di perusahaan udah kamu aja deh, saya nggak enak. Terlalu banyak orang yang menghindari dari comitment juga dysfunction ini adalah sudah yang ketiga
Tidak Ada Tanggung Jawab
Dysfunction yang keempat adalah ketika orang tidak mau atau tidak bisa diminta pertanggung jawaban. Lack of accountibility. Lack of accountibility adalah orang yang menghindari tanggung jawab, menghindari tanggung jawab dengan cara cari alasan kemudian menciptakan skenario untuk bisa mengatakan ini bukan salah saya. Menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, menyalahkan situasi akhirnya tidak ada accountibility tidak bisa dipertanggung jawabkan ini yang keempat.
Baca Juga : Membuat Bisnis Sukses Dengan Bekerja Tuntas
Tidak Memperhatikan Hasil
Tapi yang kelima ada yang sangat penting yaitu tiak memperhatikan Hasil. Ada insentif tidak berprestasi, tidak ada insentif tidak berprestasi. Dikasih hukuman tidak takut, dikasih ancaman tidak takut. Jadi tidak takut dengan konsekuensi karena mereka tidak perhatian dengan hasil. Teman-teman jika hal-hal ini sedang terjadi berarti mengalami yang namanya dysfunction team. Next video kita membahas mengenai target anda sebagai leader anda harus memiliki team yang berkualitas tapi team yang berkualitas itu seperti apa, apa yang anda bisa lakukan untuk menciptakan team yang berkualitas, kita akan bahas di video selanjutnya.
Salam Pencerahan