Sampai sekarang, masih banyak orang yang menanyakan tentang Business Planning. Sebagian besar mereka bertanya: apakah perlu saya membuat Business Plan, kapankah saya harus membuat Business Plan, bagaimana cara membuat Business Plan, dan adakah hal-hal penting yang harus saya perhatikan saat membuat Business Plan?
Nah, kali ini saya akan membagikan beberapa tips yang sangat penting bagi Anda. Beberapa idea yang sifatnya simpel, basic dan sangat vital yang harus Anda ikuti di dalam proses pembuatan Business Plan.
Related Article : Pentingnya Marketing Plan agar Produk Anda Laku Keras
Mengapa Planning itu Penting?
Planning itu ibarat seperti ini, kalau Anda memutuskan pergi ke suatu tempat kemudian Anda sudah tahu tujuannya dan Anda tahu apa yang akan Anda lakukan di tempat tujuan Anda.
Misal, Anda ingin liburan ke Bali, ingin bersantai-santai, menikmati laut dan pemandangannya. Tetapi kemudian Anda tidak menentukan kapan waktu Anda akan pergi, naik apa, mau secepat apa bisa ke sana: yang lama atau yang cepat. Sehingga ketika tidak ada perencanaan, harapan pergi ke Bali itu hanya angan-angan. Ada satu istilah yang mengatakan “a goal without a plan is just a wish” jadi, goal kalau tidak ada perencanaan itu sama saja dengan angan-angan.
Sampai sekarang, masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Business Owner tentang Planning. Akibatnya, banyak perusahaan tidak mampu mengikuti persaingan bisnis yang akhirnya membuat bisnis tidak berkembang. So, supaya Business Plan Anda bisa berjalan efektif, mari perhatikan baik-baik beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh Bisnis Owner dalam Business Plan.
1# Business Planning Tidak Penting
Banyak yang masih beranggapan bahwa Business Plan itu tidak penting. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunda membuat Business Plan. Banyak Business Owner yang beranggapan
bahwa kalau tidak ada niat untuk mendapatkan investor atau investasi dari Bank maka mereka bilang “Wah,,, saya tidak usahlah buat Business Plan. Buat apa?”
Nah, biasanya tujuannya sudah salah kaprah. Karena sebetulnya Business Plan tidak dibuat untuk Anda, tidak untuk pemodal, tidak pula dibuat untuk Bank. Tapi dibuat untuk bisnis Anda sendiri, agar Bisnis Anda maju.
2# Planning Hanya Fokus pada Profit
Kesalahan kedua ini sering kali terjadi, terlebih banyak pengusaha yang hanya fokus pada profitnya saja. Padahal profit itu datang secara otomatis. Kalau penjualan tercapai dan biayanya bisa ditekan, maka profit bisa didapatkan. Simpelnya seperti itu. Tapi yang menjadi masalah adalah banyak pengusaha yang tidak membuat planning cashflow. So, Business Plan hanya fokus pada profit tidak fokus pada cashflow.
Related Article : 5 Langkah Penting agar Bisnis Anda Melejit Sejak Awal Buka
Ingat, Business Plan yang tidak fokus pada cash flow, maka pada saat melakukan ekspansi atau saat melakukan pengembangan bisnis, mereka akan selalu kehabisan modal. Nah, ini yang sangat berbahaya. Anda tentu tidak ingin hal tersebut terjadi dalam bisnis Anda.
Jadi, penting sekali buat Anda yang membuat Business Plan, jangan hanya membuat Profit Plan tetapi Anda juga membuat Cash Planning atau Cash Projection.
3# Menunggu Ide Bisnis
Kesalahan yang ketiga adalah Business Owner masih menunggu ide bisnis yang mutakhir. Semisal, “saya ingin bikin Business Plan, tapi mau nunggu wangsit dulu.”
Nunggu ide dari alam semesta supaya saya dapat ide yang keren banget, baru setelah itu saya dapat membuat planning yang dahsyat.
Namun pada kenyataanya, kalau Anda menunggu ide, maka planning Anda tidak akan selesai-selesai, tidak akan pernah ada hasilnya. Anda hanya akan selalu menunggu ide-ide yang baru masuk. Padahal sebetulnya, ide itu bukanlah yang paling penting.
Dalam Business Plan, ide itu bukanlah hal yang diutamakan terlebih dahulu. Tetapi, yang terpenting adalah apakah Anda punya kesiapan untuk mengatasi masalah customer, permodalan, atau apakah Anda punya kesiapan untuk mencari karyawan yang tepat dan pemasaran yang lebih efektif? Inilah yang terpenting daripada sekedar menghabiskan waktu mencari ide bisnis.
Related Article : Pentingnya Sistem Bisnis untuk Mengembangkan Perusahaan
4# Takut Salah
Hal ini mungkin sering terjadi kepada Anda, yakni: seringkali Business Owner yang membuat Business Plan masih merasakan “takut salah”. Jangan pernah merasa takut salah, karena itu adalah rencana Anda dan yakinlah apa yang sudah Anda rencanakan, itu adalah yang terbaik. Semisal, ketika Anda ingin pergi ke Bali, Anda yang memutuskan untuk naik Lion Air, Garuda atau kapal, yang penting bagi Anda adalah sampai Bali.
Tidak perlu Anda membuat planning yang detail atau tidak detail, yang terpenting adalah tujuan Anda tercapai. Tetapi, tentunya kalau Anda memiliki kemampuan dalam membuat struktur atau planning, tentu itu akan lebih baik.
Kesalahan dalam Business Plan
So, selain 4 (empat) hal tersebut saya akan bahas juga: Apa sih, yang bukan Business Planning? Nah dalam hal ini, banyak orang yang membuat Business Plan itu sampai ratusan halaman, tebal sekali. Pertanyaannya adalah siapa yang akan membaca? Kapan waktu membacanya? Setelah bikin plan, terus mau dikemanakan? Apakah kemudian Business Plan tersebut Anda masukkan laci? Setelah masuk laci ternyata tidak dibaca lagi. Kalau hanya seperti itu, buat apa?
Sebetulnya membuat Business Plan itu tidak perlu detail atau rumit. Yang terpenting adalah Anda bisa membacanya, mengerti maksudnya dan ketika Anda menyampaikan ke orang lain, maka orang lain bisa mengerti maksud serta jalan pikiran Anda.
Jadi, mari kita sepakati terlebih dahulu bahwa Business Plan itu bukan tesis, skripsi, proposal pendanaan, laporan tahunan bukan pula research report; dimana Anda bikin laporan dan riset lalu kemudian Anda jadikan itu sebagai Business Plan. Itu semua bukan Business Plan! So, apa itu Business Plan?
Business Plan itu adalah alat dimana isinya adalah ramuan. Ramuan itu isinya adalah strategi, cara Anda memonitor bisnis, bagaimana Anda mempertanggung-jawabkan bisnis Anda, serta bagaimana Anda mengontrol – mengendalikan keuangan. Supaya ketika Anda bekerja bisa lebih serius.
Nah, bonusnya, kalau Business Plan Anda jelas dan bagus, lalu ketika Anda tunjukan kepada investor, maka investor akan tertarik untuk mendanai bisnis Anda. Jadi, investor itu bonus, bukan tujuan utama.
Related Article : Membangun Process Excellence yang Efektif
Ambil contoh, ketika sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ingin besar, maka ia membutuhkan permodalan dan butuh banyak investor supaya nantinya bisa seperti Go-Jek, Berrybenka, Tokopedia, atau katakana seperti bisnis-bisnis yang disuntik modalnya seperti, Grab, Uber, dsb.
Mereka semua gila-gilaan mendapatkan investor, miliaran bahkan triliunan. Kenapa? Karena konsep bisnisnya bagus, karena Business Plan-nya keren. Bukan karena ide bisnisnya, tetapi karena Business Plannya jelas sekali, yakni: bagaimana membuat investor itu tertarik untuk mendapatkan breakeven, untung yang banyak atau biasa kita sebut mendapatkan return on investment.
Halaman 1 dari 3
Selanjutnya
Salam Pencerahan!
TOM MC IFLE
* Indonesia's #1 Business Coach
* Lean Six Sigma Coach
* Certified Matriz Level 1 Facilitator
* CEO Top Coach Indonesia