Strategi itu penting. Dalam bisnis, strategi keuangan perusahaan dibutuhkan agar hutang tidak membengkak dan cashflow berputar dengan lancar. Jika dibandingkan dengan mengelola keuangan keluarga, mengelola keuangan perusahaan memang jauh berbeda. Skala organisasi yang lebih besar dan kebutuhan yang lebih kompleks membuat pengelolaan keuangan dan cashflow perusahaan menjadi lebih rumit.
Untuk merancang strategi keuangan perusahaan, skill mumpuni di bidang keuangan juga dibutuhkan. Mengembangkan diri dengan belajar dari contoh cash flow perusahaan yang lebih sukses juga penting. Jika ingin perusahaan Anda tumbuh lebih jauh lagi, tips berikut ini mungkin bisa membantu.
1. Pisahkan uang perusahaan
Saat bisnis baru dirintis, mungkin banyak pelaku usaha yang menggunakan rekening pribadi untuk menerima transaksi bisnis. Meski demikian, hal ini hanyalah sementara. Sesegera mungkin Anda harus membuka rekening baru untuk memantau cash flow perusahaan lebih mudah.
Memisahkan antara uang pribadi dengan uang perusahaan adalah hal yang sangat vital dalam strategi keuangan perusahaan. Dengan memisahkan keduanya, Anda akan lebih mudah memantau seberapa besar kekayaan pribadi dan kekayaan perusahaan. Di samping itu, cashflow perusahaan juga akan terlihat jelas, terlebih jika Anda memiliki beberapa usaha.
2. Menentukan porsi keuangan perusahaan
Untuk skala bisnis, pengeluaran perusahaan biasanya cukup bervariasi. Di samping pengeluaran operasional seperti membayar gaji karyawan dan biaya listrik, masih ada pengeluaran seperti pembelian bahan baku dan sejenisnya. Pengeluaran seperti ini harus dipisahkan sesuai dengan posnya. Inilah yang disebut membagi porsi keuangan sesuai dengan strategi keuangan perusahaan.
Tidak ada rumus baku mengenai pembagian porsi keuangan perusahaan. Anda bisa menyelesaikannya dengan kebutuhan. Namun sebagai contoh, Anda bisa menggunakan rumus pembagian porsi menjadi 30:30:30:10 dengan rincian 30% untuk gaji karyawan, 30% biaya operasional per bulan, 30% untuk pengembangan bisnis dan 10% untuk buku tabungan pribadi. Untuk menambah referensi terkait hal tersebut, Anda bisa melihat-lihat contoh cash flow perusahaan lain.
3. Catat arus kas secara terperinci dan rapi
Pembukuan itu penting. Melalui pembukuan inilah Anda bisa melihat dan melacak cash flow perusahaan. Namun pembukuan keuangan tidak hanya berisi transaksi yang dilakukan atas nama perusahaan. Belajarlah dari contoh cash flow perusahaan agar bisa membuat pembukuan yang lebih rapi.
Pastikan setiap pemasukan dan pengeluaran ditulis secara terperinci. Perhatikan juga urutannya dan pastikan tata kelolanya rapi. Pencatatan yang rapi juga akan membantu Anda melacak transaksi abnormal yang mungkin terjadi di kemudian hari. Kesempatan untuk memperbaiki cash flow perusahaan pun jadi lebih terbuka lebar.
4. Pisahkan kasir dengan accounting
Demi efisiensi, mungkin tidak sedikit pelaku usaha yang masih menggabungkan kasir dengan accounting. Keduanya dikelola oleh orang yang sama. Sebenarnya hal ini tidak direkomendasikan. Menggabungkan keduanya sama saja membuka peluang terjadinya manipulasi catatan cashflow perusahaan.
Satu strategi keuangan perusahaan yang bisa Anda terapkan di sini adalah dengan memisahkan keduanya. Bagian kasir hanya berwenang menerima uang hasil penjualan. Sedangkan untuk pencatatan laporan keuangan perusahaan, semua diserahkan kepada bagian akunting. Dengan cara ini, risiko manipulasi laporan bisa diperkecil.
5. Meminimalisir hutang bisnis
Berhutang untuk mendapatkan modal usaha sebenarnya sangat wajar. Entah itu meminjam uang dari bank atau dari keluarga, hutang bisnis sangat membantu dalam memulai sebuah usaha. Hutang juga sering digunakan untuk mengembangkan bisnis. Namun jika menilik pada contoh cash flow perusahaan yang sudah cukup mapan, Anda akan melihat bahwa banyak dari mereka yang sebisa mungkin berusaha untuk meminimalisir hutang bisnis.
Hutang sebaiknya digunakan untuk tujuan yang sudah jelas dan berpotensi besar menambah omzet perusahaan. Jika sebaliknya, sangat tidak disarankan untuk menambah hutang. Pelajari kembali contoh cash flow perusahaan. Jika menemukan hutang yang kurang produktif dalam pembukuan keuangan, sebaiknya segera dilunasi.
Hutang yang sifatnya jangka pendek sebaiknya juga mendapat perhatian lebih. Biasanya, hutang-hutang seperti inilah yang berpotensi besar menggerus kekayaan dan memperlambat cash flow perusahaan.
6. Buat anggaran bisnis
Masa depan memang tidak bisa dipastikan. Akan tetapi saat menjalankan sebuah bisnis, Anda wajib memiliki rencana, termasuk rencana keuangan. Anggaran bisnis bertujuan untuk itu. Karena itulah, anggaran bisnis menjadi bagian penting dalam pembuatan strategi keuangan perusahaan.
Sebaiknya anggaran bisnis dibuat secara berkala sesuai dengan strategi keuangan perusahaan. Biasanya, anggaran bisnis ini dibuat per 6 bulan. Dengan memiliki anggaran bisnis, Anda bisa mengelola dan mengawasi keuangan perusahaan dengan lebih mudah.
7. Miliki target finansial
Sebagai owner bisnis, tentu Anda ingin bisnis Anda terus berkembang. Anda ingin perusahaan Anda tumbuh, baik secara profit maupun organisasi. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan memiliki cashflow perusahaan yang sehat. Sedangkan untuk mendapatkan cashflow yang memungkinkan Anda untuk mengembangkan usaha, Anda butuh yang namanya target finansial.
Berapa banyak buyer yang ingin dicapai dalam waktu satu tahun? Berapa omzet yang ingin dicapai selama satu tahun? Dengan memiliki target finansial, kesempatan untuk mengembangkan bisnis akan terbuka lebih lebar. Jangan lupa juga untuk selalu memperbaharui diri dengan terus belajar dari contoh cash flow perusahaan yang lebih mapan.
8. Miliki dana darurat
Bisnis memiliki hubungan erat dengan ketidakpastian. Di samping itu, setiap industri bisnis pasti memiliki siklusnya masing-masing. Ada kalanya penjualan melonjak. Di waktu yang lain, cash flow perusahaan bisa tersendat, bahkan pemasukan menurun tajam.
Sebagai owner bisnis, Anda harus siap dengan segala kemungkinan, terlebih pada kemungkinan-kemungkinan terburuk. Persiapkan dana darurat untuk kondisi seperti ini. Dalam contoh cash flow perusahaan, Anda juga akan melihat bahwa setiap perusahaan mapan pasti memiliki dana darurat.
9. Gunakan laba dengan baik
Owner bisnis memang memiliki kebebasan untuk menggunakan laba perusahaannya. Meski demikian, laba harus dimanfaatkan dengan bijak. Jangan diambil untuk keperluan pribadi semua. Sisihkan sebagian untuk membantu cash flow perusahaan agar bisa berputar dengan lancar.
Laba juga bisa digunakan untuk menambah modal usaha. Misalnya saja untuk menambah varian produk atau membeli peralatan produksi tambahan. Jika Anda memperhatikan contoh cash flow perusahaan yang lebih mapan, Anda akan melihat pola seperti ini sering dijumpai.
10. Kontrol cashflow secara ketat
Salah satu tujuan dibuatnya strategi keuangan perusahaan adalah untuk mengontrol cash flow. Bagaimana uang berputar di dalam perusahaan, semua hanya bisa diwujudkan jika perusahaan memiliki cashflow yang lancar. Itulah kenapa setiap strategi keuangan perusahaan dibuat dengan berpedoman pada hal tersebut.
Cashflow bisa dikatakan sehat jika perputaran uang dari pembelian bahan baku, masuknya uang penjualan hingga berputar kembali ke proses produksi berjalan dengan lancar. Kontrol tersebut harus dilakukan secara ketat. Dengan memiliki strategi keuangan perusahaan yang baik, kontrol seperti ini bisa dilakukan dengan lebih mudah.
Setiap perusahaan memiliki kondisi yang berbeda. Karena itu, strategi keuangannya tidak selalu sama. Contoh cash flow perusahaan hanya berfungsi sebagai referensi semata. Untuk mendapatkan strategi yang tepat, Anda tetap harus melakukan beberapa penyesuaian.
Jika Anda membutuhkan mentor untuk membuat strategi keuangan, Top Coach Indonesia siap membantu. Di sini Anda tidak hanya akan mendapatkan contoh cash flow perusahaan. Anda juga akan dipandu secara bertahap hingga menemukan strategi yang paling sesuai dengan perusahaan Anda.