8 Alasan Bisnis Gagal – So mari kita lihat satu-persatu, mengapa 80% usaha gagal dan akarnya itu sebabnya apa. Yang pertama adalah kalau tidak punya planning, tidak punya rencana tertulis. Arah kerja anak buah pasti tidak akan maksimal.
Yang kedua, kerja keras tidak ada hasil. Artinya apa yang diinginkan, saya pengen profit. Kan ada aktivitas untuk mencapai profit. Saya pengen profit aktivitasnya harus ini, eh ternyata aktivitasnya ke sono.
Misalnya saya pengen dapet customer baru, dapet omzet yang lebih besar. Kalau nunggu… Kira-kira sejalan engga dengan profit?
Kalau nunggu sejalan engga? Engga.
Engga. Kalau ada customer tidak ditawarkan, sejalan engga dengan profit?”
Engga.
Engga sejalan… Berarti kita melakukan apa pun, kesannya kita kerja capek, habis waktu, tapi engga ada hasil.
Yang ketiga adalah pendapatan turun-naik ini sudah… Eh… Menjadi resiko, karena kita menunggu mood konsumen.
Customer lagi mood mau cetak, ya cetak… Lagi mau musim liburan, rame… Lagi musim tidak liburan, ya sepi. Tidak dalam kendali kita, tidak ada aktivitas yang kita kendalikan untuk membuat tempat kita selalu rame.
Baca Juga : Cara Memaksimal Keuntungan Bagi Bisnis Musiman
Yang keempat adalah ga punya ide, karena biasanya engga ada.. training, engga belajar, engga ada review buku. Ya, coba review buku… Kalau di.. tim kita, cara mere- cara belajar tim kita adalah… Saya bikin video, video itu harus didengarkan dan ditranskrip. Transkripnya dijadikan caption di youtube… Tetapi kemudian transkrip itu bisa dijadikan artikel. Jadi sekali saya bikin video nanti ada orang yang transkrip, yang transkrip itu akan belajar tentang filosofi saya. Betul ya.
Harus nonton video itu… Dan harus diketik, lama-lama hafal tuh dia. Artikel yang sudah… Eh apa.. Transkrip yang sudah ditulis dilempar ke bagian… uh, orang lain. Itu bisa gantian tuh, bisa personal assistant engga harus… Engga harus orang media, engga harus orang copywriter, bisa orang sekretaris, bisa admin, bisa sales, bisa siapapun. Tujuannya apa, dia harus bisa berpikir bagaimana konsumen berpikir. Gimana caranya supaya saya bisa membuat tulisan ini, yang tadinya dari kata-kata menjadi sebuah artikel yang mudah dibaca.
Akhirnya dia belajar… Engga mungkin engga ada ide. Selalu akan ada ide baru, selalu akan ada kreativitas baru.. karena ada prinsip murid biasanya lebih pinter dari gurunya.
Guru mengajarkan A, murid bisa modifikasi.. Ya, bisa.. Ah.. Katanya, murid itu standing on the shoulders of giants gitu… Kita ini, kalau anda- saya ngajarin anda, anda itu naik di pundak saya. Ya.. Anda akan- m—Mampu melihat lebih jauh dari pengalaman yang saya miliki hari ini.
Baca Juga : Cara Memotivasi Karyawan Untuk Meningkatkan Kinerja
Nah, kemudian kalau tim masa bodoh ini murni leadership. Ini murni leadership, tim masa bodoh karena leadernya ngasih contoh untuk jadi orang masa bodoh. Dikasih, diajarin teknik masa bodoh tuh kayak gini. Jadi timnya cerdas dalam mencerminkan kemampuan masa bodohnya. Ya, karena kalau kita punya anak, anak kita bisa bodoh ketika diajar tapi engga pernah salah kalau nyontek. Engga pernah gagal kalau dia harus niru orangtuanya. Kalau orangtuanya kasar, anaknya pasti kasar. Kalau orangtua kurang ajar, anaknya pasti lebih kurang ajar. Dia bisa bodoh diajarin, tapi engga pernah gagal nyontek.
Anak buah kita juga sama, dia bisa bodoh kalau diajarin tapi engga pernah gagal kalau nyontek. Terutama kalau nyontek yang jelek-jelek.
“Nah, yang keenam adalah jenuh. Jenuh ada dua alasan kenapa manusia jenuh, nomor satu karena idenya mentah. Dikasih ide A… Engga bisa, dikasih ide B… Ditolak, dikasih ide C… Engga mungkin, dikasih ke D… Engga dijalanin gitu ya. Jenuh akhirnya.
Yang kedua… Karena engga ada tantangan. Karena idenya engga kepake, yang kedua engga ada tantangan. Yang ada yang orang yang kasih ide, yang liar, yang engga jelas, dan akhirnya engga dipraktekin, akhirnya jadi jenuh.
Yang ketujuh adalah kalau target tidak tercapai ini adalah strategi marketing. Jadi konsep-konsepnya bukan soal mimpin aja, tetapi punya rencana marketing yang menyeluruh, yang membuat orang mau atau niat untuk dateng ke tempat kita, gitu ya. Sekarang kalau ada orang yang lewat dan tidak niat, kira-kira mau melakukan apa, supaya omzetnya tetap naik.
Kalau target tidak tercapai adalah marketing, kalau laporannya engga akurat, ini hanya masalah disiplin, hanya masalah disiplin. Jadi kalau ketidakdisiplinan itu dipelihara, laporan-laporan kita akan cenderung tidak akurat. Make sense engga?